Hari Ke-47 PKL: Pagi Yang Sulap

Hari ini ketika saya sedang bersiap-siap untuk pergi ke kantor matahari sudah terang menyinari. Silau rasanya, sulap bahasa Jawanya. Ketika dalam perjalanan pas sekali posisi saya menghadap langsung ke matahari pagi itu. Silauuu, ditambah lagi aspal yang seakan-akan memantulkan sinar itu langsung ke mata saya, saya melihat jalan sudah seperti melihat matahari langsung. Helm saya hanya helm standar, kacanya bening, jadi percuma saja kalau saya menutup kaca helm saya.

Keadaan seperti itu saya alami hampir sepanjang perjalanan saya sampai di kantor. Di jalan raya hari ini ramai lancar, tapi setelah melewati jalan yang setelah penyeberangan rel kereta api petaka pun tiba. Tepat di pertigaan itu lalu lintas terhenti, macet. Dari depan belakang kanan kiri atas bawah semuanya padat. Saya harus menunggu giliran untuk maju, melanjutkan perjalanan. Tidak hanya sampai disitu, penyiksaan masih berlanjut lagi, harus menggunakan ekstra kesabaran, ekstra tenaga, ekstra pemikiran. Yupp, harus melewati macet yang lumayan padat dan panjang, dari mulai pertigaan yang tadi sampai didepan kantor Excellent itu, wawww. Pagi yang benar benar sulap memang.
Ketika sampai di kantor pun banyak yang baru sampai juga, banyak juga yang mengeluh tentang macet yang lumayan tadi. Ada yang bertanya penyebabnya apa, ada yang heran kenapa bisa macet sepanjang itu, lengkap pokoknya. Saya pun datang dengan wajah yang sangat kusut dan juga bermandikan keringat. Padahal tadi dari rumah saya sudah berusaha untuk tampil dengan rapi, tapi ketika sampai lusuh lagi, hmmm.
Begitu sampai saya langsung kedalam, meletakkan tas dan jaket saya dan langsung menuju ke belakang untuk membasuh muka. Untuk merefresh muka saya yang sangat kusut itu, tidak tahu setelahnya sudah segar kembali atau belum, yang jelas rasa sumuk belum juga hilang dan keringat masih belum berhenti untuk keluar. Padahal waktu itu saya sudah memposisikan diri tepat di bawah AC yang saya lihat bersuhu 18 derajat *sudah saya cari simbolnya tapi tidak ketemu.
Cukup lama saya dalam posisi seperti itu, sudah mendingan juga rasa gerahnya jadi saya lanjut ke atas, saya ke atas bermaksud untuk meminjam keyboard, tapi disanan lagi ada mas Andes yang sedang mempersiapkan ruangan atas untuk training hari ini, saya pun langsung dimintai bantuan, saya iyakan dan bertanya tugasnya apa. Pertama saya disuruh untuk mempersiapkan minuman di setiap kursi yang ada. Saya segera melakukannya, mas Andes pun juga ikut membantu tugas tersebut. 
Setelah tugas pertama itu selesai, lanjut saya disuruh untuk mengambil kursi yang ada dibawah untuk dibawa keatas, karena kursi yang ada diatas kurang, hari ini akan ada tambahan tamu lagi katanya. Pertama saya bertanya kepada mas Afandi kursi mana yang boleh dibawa keatas, dan benar seperti dugaan saya, kursi yang dipilih merupakan dua kursi terbagus saat ini yang ada di ruangan bawah. Saya langsung mengangkut satu persatu kursi itu keatas, kalau sekaligus dua tidak mungkin soalnya.
Selesai dengan masalah kursi kini datang lagi masalah selanjutnya, minumannya kurang kata mas Andes, saya pun harus membelinya di warung depan. Yang tadinya keringat saya sudah tidak terlalu banyak, sekarang malah seperti sumber lagi. Tidak terlalu berat memang pekerjaannya, tapi saya itu kalau jalan sedikit saja keringat sudah mirip seperti sumber air yang keluar. Seperti orang yang sedang mandi keringat.
Selesai membeli minum saya langsung keatas, memberikannya ke mas Andes, hanya kurang satu botol minum sebenarnya. Selanjutnya saya disuruh untuk mengambil buah yang ada di atas kulkas, sekalian tempat buahnya, saya langsung mengambilnya, dan mencoba untuk menatanya di tempat buah itu, tapi mas Andes bilang sesuatu, saya tidak terlalu mendengarkan, saya pikir mungkin itu larangan untuk soal menata buahnya, jadi saya hanya menaruh buah yang masih didalam plastik itu di dekat tempat buahnya, biar mas Andes sendiri yang menatanya.
Setelah itu tugas dari mas Andes selesai, tapi ada tugas tambahan ari mang Gun, saya disuruh untuk menyiapkan snack karyawan hari ini, sudah ada, tinggal menatanya di piring. Itu pertama kalinya saya menyiapkan snack untuk semua karyawan, saya takut tidak adil karena ada banyak dan harus dibagi menjadi tiga piring, ruang bawah dua dan untuk di lobby satu.
Selesai dengan tugas dari mang Gun saya kembali ke tujuan utama saya datang ke atas tadi, mencari keyboard, saya langsung bertanya kepada mas Andes dimana tempat keyboard itu, mas Andes langsung menunjukkan dan mengambilkan satu keyboard yang bisa saya pakai. 
(sudah lumayan panjang yang saya ceritakan, tapi ini hanya kegiatan saya pagi ini, dan selesai sekitar jam 8.20)
Setelah mendapatkan apa yang saya mau, saya langsung menuju ke bawah, duduk di tempat duduk saya, dan langsung membuka laptop saya sambil menancapkan keyboard itu ke laptop saya. Keyboardnya berfungsi dengan baik, tapi setelah selesai booting dalam waktu yang bersamaan saya mendapat telegram dari pak boss. Dia bertanya apakah saya sudah fit atau belum, jika sudah saya disuruh untuk ke DJ segera, sambil membawakan botol herbalife milik pak boss. Saya pun menjawab semua pertanyaan dan tugas dari pak boss itu dengan jawaban “ya” semua, karena memang saya sudah sehat. 
Saya beristirahat sebentar sebelum melanjutkan tugas untuk ke DJ, sambil mencari-cari botol mana yang dimaksud pak boss untuk dibawakan, herbalife, saya menanyakan kepada mas Afandi, dia juga kelihatan seperti bingung. Akhirnya saya memfoto salah satu botol dan menanyakannya ke pak boss, apakah benar yang itu. Ternyata benar memang itu yang dimaksud pak boss, saya pun segera beres-beres, mengembalikan keyboard yang saya pinjam tadi ke tempatnya, dan segera berangkat ke rumah pak boss. 
Saya disuruhnya hanya sendiri, agak takut sebenarnya jika harus kerumah pak boss, bertemu dengan pak boss, sendiri. Ketika sedang di perjalanan fokus saya teralihkan ke indikator bahan bakar motor saya yang tinggal satu setrip. Saya fokus ke pinggir jalan mencari penjual bahan bakar, tapi tidak ketemu, sampai di rumah pak boss pun saya tidak menemukan penjual bahan bakar itu. Untungnya motor saya cukup irit kalau urusan bahan bakar, jadi saya tidak terlalu khawatir. 
Sampai di rumah pak boss saya langsung mengucapkan salam, sama seperti yang dilakukan mas Irul dan mas Raihan pada saat kerumah pak boss. Tapi setelah saya mengucapkan beberapa kali salam tidak ada jawaban, kalau mas Irul langsung masuk saat itu, tapi saya tidak berani, saya memilih untuk telegram pak boss saja. 
Tak lama setelah saya telegram pak boss akhirnya pak boss muncul juga, saya langsung bersalaman dengan pak boss, dan langsung memasukkan motor saya. Pak boss langsung masuk, mengambil sesuatu, ternyata barang itu sudah datang, power switch untuk suatu PC, yang power switchnya rusak. 
Setelah memberikan barang itu, pak boss langsung keatas, menjelaskan tugas apa saja yang hari ini harus dikerjakan. Yang pertama membetulkan PC yang tombol powernya rusak dan melanjutkan PC yang kemarin mas Raihan garap. Hanya itu, oh ya tiba-tiba pak boss kebelakang saya dan mengambil sesuatu dari tas saya, botol herbalife tadi yang dipesan pak boss, saya benar-benar lupa saat itu kalau saya masih membawa pesanan pak boss. Pak boss pun mengambil botol itu sambil tersenyum, “nanti kamu bawa lagi ini” tambahnya.
Langsung saya kerjakan apa yang sudah dijelaskan pak boss tadi. Pertama saya mempersiapkan alat-alatnya terlebih dahulu. Obeng, kabel-kabel, dan kawan-kawannya. Saya mengerjakannya di balkon, karena keringat saya tidak terlalu bisa bersahabat jika saya mengerjakannya di dalam ruangan. Pernah sampai di komplain pak boss pas seharian saya kerja di ruangan ber AC, ketika sudah selesai dan besoknya ruangan itu dibuka oleh pak boss menimbulkan aroma yang tidak enak katanya. Mungkin karena keringat saya juga penyebabnya.

Pertama saya mengerjakan yang tombol power dan resetnya rusak terlebih dahulu karena itu prioritas utama dan juga yang paling mudah dikerjakannya, tapi jika tidak hati-hati yang ada malah rusak lagi. Seperti yang terjadi sebelumnya, saya mau memindah reset switch yang masih bisa untuk digunakan sebagai tombol power sementara, tapi malah rusak karena saya yang tidak hati-hati.

Setelah agak lama, copat copot beberapa kabel, mengutak utik PC tersebut akhirnya bisa selesai juga. Sebenarnya saya ingin menata ulang instalasi kabel yang ada di dalam PC itu, tapi kasingnya tidak memungkinkan untuk melakukan hal tersebut. Saya menyalakan dan mengecek spesifikasinya, kemudian mencatatnya. Core i5 generasi ketiga ditambah dengan RAM DDR3 28GB, spesifikasi yang cukup tinggi untuk saya, hanya sekedar membayangkan saja jika memiliki PC seperti itu, aslinya sihh gak punya apa-apa, laptop saja dipinjami oleh sekolah😐.

Sedikit curhat. Dari dulu saya pengen mencicil untuk merakit sebuah PC, mencicil, tapi sepertinya hal itu tidak akan terwujud, karena yaa, saya yang tidak terlalu bisa memanage uang saya sendiri. Tidak seberapa sebenarnya, saya hanya menyisihkan uang saku saya, kadang kalau sedang tidak ingin jajan uang saku saya masih utuh. Tapi entah kenapa tidak ada hasilnya, pasti ada saja dimana saya tidak bisa mengontrol pengeluaran saya, membeli paketan misalkan, yang setiap 2 minggu sekali sudah habis. Dan harga dari paketan itu sendiri tidak murah, 70 ribu. Uang saku saya 10 ribu, setiap hari. Sudah saya coba untuk menyisihkan, tapi rasanya cuma seperti melakukan hal yang sia-sia.

Ok maaf soal curhatannya, kembali ke DJ

Setelah selesai menulis spesifikasi dan kondisi PC tersebut, saya langsung lanjut ke PC selanjutnya. Pertama-tama saya bertanya kepada mas Raihan terlebih dahulu sudah sampai mana progresnya. Mas Raihan bilang kalau tinggal menginstall OS, gampang, tapi OSnya apa. Saya tidak punya file iso OS Windows, kecuali Windows XP. Kebanyakan hanya linux, debian dan kawan-kawan. Akhirnya saya memutuskan untuk menginstall LinuxMint saja, yang paling mirip dengan Windows.

Tidak sulit menginstall OS, sudah menjadi makanan sehari-hari saya jika di sekolah. Jadi yaa tidak menemukan kesulitan sama sekali. Saya menginstall sambil bermain HP, karena itu tugas yang terakhir dari pak boss. Selesai menginstall saya langsung melakukan hal yang sama dengan yang tadi, mencatat spesifikasi dan kondisi dari PC tersebut. Setelah selesai saya langsung bilang ke pak boss jika semua tugas sudah selesai, pak boss menyuruh saya membereskan alat-alat, dan menunggu sebentar.

Lahh sudah selesai?

Saya pun menuruti saja perintah pak boss, segera membereskan semuanya, semua yang telah saya acak-acak. Cukup banyak yang saya acak-acak karena saya kira juga bakal seharian lagi di DJ. Setelah selesai saya menunggu sampai pak boss keluar dari kamar. Akhirnya pak boss keluar dan mempersilahkan saya untuk kembali ke kantor. Saya pun kebawah sambil membawa nampan yang tadi disuguhkan oleh pak boss ke saya. Pak boss jalan duluan, saya berjalan pelan agar tidak membuat kekacauan, karena nampan tidaklah kosong, dan tangga di rumah pak boss cukup tinggi-tinggi.

Sampai dibawah saya menyerahkan nampan itu ke pak boss, kemudian menunggu pak boss, bersalaman dan berpamitan kepada semua yang ada di situ, keluarga Vavai pokoknya. Setelah itu saya segera mengeluarkan motor saya, dan langsung menuju ke kantor. Sepanjang perjalanan saya masih kepikiran tentang indikator bensin saya itu yang tinggal satu setrip. “ini kalau sampai kehabisan gimana, ini kan motor matic..”

Akhirnya sampai di ruko PS, saya belok sebentar ke toko fotocopy, untuk membeli baterai A3, untuk menghidupkan keyboard yang dipinjamkan oleh pak boss tadi. Ohh iya, pak boss tadi juga membahas tentang kondisi laptop saya yang keyboardnya error, makanya saya dipinjami keyboard wireless. Tapi harus membeli batu baterai terlebih dahulu.

Setelah membeli batu baterai saya langsung ke kantor Excellent, masuk, duduk, dan menghela nafas sebentar, mencoba untuk memikirkan apa yang sudah terjadi dan apa yang sedang terjadi saat itu :v.

Kemudian saya membuka laptop saya dan juga membuka keyboard wireless tersebut dan langsung memasangkan batu baterai yang saya beli tadi. Keyboard ini berbeda dengan milik mas Dhee, punya mas Dhen pakai bluetooth kalau yang ini harus memakai donggle tambahan untuk penerima wirelessnya. Berfungsi dengan baik. Di dalam kotak juga ada mousenya, satu paket. Saya juga menghidupkan mousenya, sebenarnya saya sudah punya mouse wireless, sistemnya sama, tapi kan donggle wirelessnya beda sama keyboard, kalau yang satu paket kan cukup menggunakan satu donggle saja, bawaan dari satu paket itu.

Setelah selesai dengan permasalahan tersebut saya langsung memikirkan gimana caranya agar saya dapat menggunakan device yang cepat untuk kebutuhan multitasking. Karena laptop saya tidak memungkinkan untuk meladeni saya. Saya pun teringat tentang VM server. Speknya yang tinggi mungkin bisa saya gunakan, ditambah dengan fitur remote desktop dari laptop saya. Jadi saya hanya perlu menginstall OS di VM server dan meremotenya menggunakan laptop saya. Untuk speknya kan bisa diatur sendiri. Smartt..😋

Masalahnya hanya satu, jika banyak orang yang menggunakan VM server otomatis saya tidak kebagian tempat, tapi setelah saya cek tidak yang memakai VM server, hanya satu yang aktif VMnya, milik mas Raihan. Jadi saya menginstall Windows dengan spek yang agak sedikit tinggi dari laptop saya, dan kemudian meremotenya, jadi saya mendapatkan device yang cukup untuk memenuhi kebutuhan saya. Emang nek lagi mletik aku nggumun mbi aku dewe, pintere ra ketulungan😋.

Setelah memikirkan rencana tersebut saya langsung mengeksekusi rencana tersebut. Pertama saya menginstall Windows di VM server, dengan spek yang lumayan. Setelah selesai kemudian mengaktifkan fitur remote desktop di Windows yang baru selesai saya install tersebut, kemudian setelah itu saya meremote Windows itu menggunakan laptop saya. Tadaaa, saya mendapat device yang saya butuhkan tapi masih menggunakan perangkat yang sama, wkwk.

Kendalanya adalah jika jaringan down otomatis juga akses remote saya jadi terganggu. Dan juga kemungkinan bakal dikomplain orang lain pengguna VM server juga, karena RAM yang saya gunakan cukup besar, tapi kemungkinan dikomplain sangat kecil.

Untuk menyelesaikan rencana tersebut saya mengorbankan beberapa menit waktu istirahat saya, tapi tidak apa-apa, saya puas dengan hasilnya.

Waktu istirahat saya kedepan untuk membeli lauk, ayam bakar. Tepat di depan kantor Excellent ada ayam dan ikan bakar. Saya sudah bosan dengan warteg, jadi saya ingin mencari rasa baru. Memesan satu porsi ayam bakar tanpa nasi, prosesnya tidak terlalu lama. Setelah selesai saya langsung keatas untuk mengambil nasi, dan kemudian kebawah untuk makan. Dengan menggunakan ayam bakar, jarang jarang saya makan siang dengan ayam, paling kalau hari Jum’at saja.

Selesai makan saya istirahat sebentar, saya makan lumayan berantakan, karena gerah yang tidak terelakkan. Jadi sudah seperti makan tapi sedang mandi. Keringat.

Sudah saatnya untuk kembali bekerja, saya mulai dengan menginstall beberapa aplikasi di Windows baru saya tadi. Mulai dari Office sampai telegram. Benar dugaan saya, berbeda jika saya menggunakan laptop saya. Ketika menggunakan Windows itu rasanya lebih kencang, was wes was wes. Sikat semua aplikasi. Multitasking juga lancar, lancar sekali.

Setelah menginstall beberapa aplikasi yang dibutuhkan, saya langsung mengclone repository project saya di github, dan langsung menulis. Menulis project saya, karena juga tidak ada tugas dari mbak Ami atau dari tim yang lainnya.

Menulis juga sepertinya lebih enak, tidak laggy. seperti laptop saya yang sebelumnya. Jadi enak aja kalau dibuat nulis. Tapi ya itu, terkadang lag karena jaringan yang down.

Saya menulis sampai jam 2. Berhenti menulis karena merasa kantuk yang amat sangat dan juga mata saya yang cenat cenut, mata yang sebelah kiri. Ketika saya bercermin ternyata benar, mata saya merah, tidak tahu kenapa, mungkin ketularan kakak saya yang kemarin saya lihat juga seperti ini matanya. Beleken kalau bahasa jawanya.

Saya pun mencoba untuk memesan kopi di gofood, kopi kenangan mungkin bisa membuat kantuk hilang. Sekitar 30 menit akhirnya pesanan saya datang, lumayan lama juga, tapi tidak apa-apa. Ini kali pertama saya minum kopi kenangan ini, kopi yang lumayan populer, sampai sampai dibahas oleh pak Dahlan Iskan di salah satu tulisannya yang berjudul “Nendang Kenangan”. Rasanya sih biasa saja menurut saya. Saya tidak bisa menilai suatu makanan atau minuman, semua sama saja menurut saya. Enak. Apalagi kalau gratis, wkwk.

Sambil minum kopi saya mulai menulis artikel harian saya di blogger. Saya kira akan selesai tepat waktu, tapi karena artikel yang saya tulis akhir-akhir ini entah mengapa terlalu panjang, saya tidak bisa meringkas artikel saya seperti dulu, kalau dulu saya hanya menulis mungkin hanya sedikit karena bingung yang mau ditulis apa, tapi sekarang malah bingung karena tulisan yang terlalu panjang. Hmmmmm,

Dan benar saja, saya tidak selesai, ditambah lagi perut yang tidak bisa diajak kompromi, ingin kebelakang. Ketika jam pulang sudah tiba, saya langsung mengajak Bayu pulang, karena perut yang sudah tidak bisa ditahan. Saya melanjutkan menulis dirumah, dirumah pun sampai malam saya menulisnya, apa sebanyak itu yang saya tulis?

4 comments

Leave a Reply

Your email address will not be published.