Hari Ke-25 PKL: Buku Baru

Detail
Hari ini Jum’at, 07 Februari 2020 merupakan hari ke-25 PKL saya di Excellent. Karena hari ini hari Jum’at, saya agak memperlambat waktu berangkatnya. Ya memang kalau hari Jum’at datangnya kepagian biasanya belum ada orang, bahkan mang Gun. Saya berangkat sekitar jam 7.10, sebelumnya saya makan donat sisa tadi malam, yang dibawakan oleh kakak saya, lumayan buat sarapan.
Disepanjang perjalanan tidak ada yang menarik, semua berjalan seperti biasa. Tidak terlalu macet. Sampai di perlintasan kereta pun saya  bisa langsung melewatinya tanpa harus berlama-lama menunggu. Kecuali untuk pengendara roda 4. Kelebihan membawa motor di kota besar memang begitu sihh, bisa selap selip ketika sedang macet (asal jangan sembarangan saja), bisa mencari jalan pintas (asalkan tahu arah). 
Tapii. Yang ngeri itu ketika bersebelahan dengan truk-truk besar yang rodanya hampir se-badan saya atau dengan bus besar. Ketika sudah ada di samping truk/bus seperti itu, pikiran sudah tidak bisa tenang, “ini kalau kelindes bagaimana, kalau ke senggol bagaimana…. bla bla bla”, ya seperti itulah kira-kira kekhawatiran saya.
Dan juga kalau pagi ketika sedang berhenti si perlintasan kereta, saya melihat pemandangan yang sungguh luar biasa. Penumpang Commuter Line itu berdesak-desakan di dalam, saya tidak bisa membayangkan betapa pengapnya di dalam situ. Baik ketika itu jam berangkat kantor atau jam pulang kantor, sama saja. Saya juga pernah naik Commuter Line, tapi bukan pada saat hari minggu, pada saat mau ke rumah saudara saya. Itu saja sampai hampir penuh di dalam, bahkan saya dari pertama masuk sampai keluar tidak pernah merasakan duduk. Memang efektif untuk menghindari kemacetan, tetapi kalau harus berdesak-desakan sampai seperti itu, saya memilih naik motor yang masih bisa selap selip tadi.
Saya sampai kantor sekitar jam 7.40, kebetulan saya sampai di kantor bareng dengan om Akoy, begitu semua tim menyebutnya. Dan tak lama setelah itu mbak Ami datang. Kami menunggu diluar, karena pintu dikunci didalam oleh mang Gun, sudah saya ketok, tapi mungkin mang Gun sedang sibuk. 
Tak lama setelah itu mang Gun datang dan membuka pintunya. Kami langsung masuk dan menuju ke tempat masing-masing. Saya duduk di depan sebentar untuk beristirahat. Sambil membuka HP, membalas beberapa chat, membuka sosmed, dll. Sampai sekitar jam 7.50 saya di situ.
Saya langsung duduk di tempat saya dan membuka laptop, langsung menuju intinya, mencari cara untuk mengontrol windows menggunakan Ansible. Mulai dari website, tidak menemukan apapun, dan lanjut di Youtube. Ada video dari Youtube channelnya Red Hat Summit yang berisi tentang cara untuk mengotomatisasi Windows menggunakan Ansible, yang ada di dalam video itu adalah seorang SysAdmin yang menggunakan Windows Server sebagai OSnya. Dan tentunya berbahasa inggris. Di video tersebut dia menjelaskan tentang pengalamanya menggunakan Ansible untuk mengotomatisasikan servernya. 
Saya kurang paham dengan apa yang diucapkannya, tapi setidaknya saya tahu cara untuk menghubungkan Controller dengan targetnya yang menggunakan Windows tadi. Tapi saya baru ingat bahwa VM Windows server yang kemarin saya buat terlalu besar memorinya, kemarin saya sampai di tegur oleh mas Raihan jika memori yang digunakan terlalu besar mesin yang lain tidak kebagian katanya. 
Saya pun menghapus VM yang saya buat kemarin, dan membuat yang baru dengan spek yang saya kecilkan sedikit. Saya menginstall sambil menonton video yang tadi, sampai dengan pada saat pada tahap konfigurasi Inventory, setelah selesai pada tahap itu, saya mempaus videonya dan fokus untuk menginstall Windowsnya sampai selesai. 
Instalasi Windows Server sudah selesai, dan saya mencoba untuk meremotenya lewat laptop saya. Pertama saya mengaktifkan terlebih dahulu fitur WinRM dari Windows Server tersebut, dan yang kedua langsung mencobanya dengan menggunakan laptop saya. Percobaan pertama gagal. Hmmm, padahal kemarin saja percobaan pertama langsung berhasil. Saya kembali mengutak-utik server tersebut. 
Setelah lama tapi tidak membuahkan hasil, saya matikan saja VM itu dan membuatnya kembali. Proses kembali seperti awal tadi, menginstall Windows, tapi kali ini bukan Windows Server, tapi Windows 10 Pro, Saya kira kalau yang salah pada saat penginstalan atau konfigurasi awal VMnya.
Cukup lama menginstall, karena Windows yang versi biasa prosesnya memang lebih lama, dan juga berbeda dengan Windows server yang hanya membuat partisi, kemudian tunggu sampai proses install selesai, setelah itu konfigurasi passwordnya.
Akhirnya selesai sudah proses penginstalannya, waktu itu sudah menunjukkan pukul 10 pas. Segera saja saya melakukan hal yang sama seperti tadi, yaitu mengkonfigurasi WinRM pada VM yang baru selesai saya install itu. Tapii hasilnya sangat mengejutkan sekali😁, yaitu sama saja seperti yang tadi😞. Tak putus semangat, saya coba untuk memperbaikinya sampai kurang lebih 30 menitan saya mencoba untuk memperbaikinya.
Karena sudah mentok, saya mencoba untuk bertanya kepada mas Ridwan tentang masalah itu. Setelah itu saya disuruh mang Gun untuk menyiapkan piring untuk makan bersama nanti. Saya segera ke atas untuk mengambil piringnya, yang saya ambil 20 piring pada saat itu. Kemudian saya langsung mengecek apakah sudah dibalas atau belum. Tapi sudah waktunya untuk shalat Jum’at, dan seluruh tim sudah berangkat menuju masjid. Saya pun segera menuju ke masjid jalan kaki, bareng sama tim yang jalan kaki.
Sejak keluar dari masjid, saya sudah berfirasat lagi jika saya disuruh untuk mengucapkan kata sebelum makan itu, yang sudah menjadi kebiasaan. Saya berfikir seperti itu karena mas Chairul sedang tugas di luar, menggantikan mas Andes kalau setahu saya.
Dan benar saja, begitu semua sudah siap dan begitu sudah selesai berdoa yang dipimpin oleh mas Dhenandi selesai, nama saya disebut sama pak boss. Hmmm, benar kannn. Saya mengambil nafas yang dalam lalu mengeluarkannya, dan kemudian mengatakan kata itu dengan nada yang kurang lebih sama seperti minggu kemarin. Itadakimasu.
Setelah selesai makan saya berniat untuk menulis artikel. Tapi ada saja yang tidak setuju kalau saya begitu. Mas Ridwan membalas telegram saya yang tadi, hmmm, yaa mungkin belum rezeki. Dia membantu menyelesaikan masalah tadi, saya mengamati saja apa yang dilakukan lewat VMware yang bisa diakses bersama. Ternyata masalahnya ada di firewall Windowsnya yang harus dimatikan. Aneh menurut saya, karena kemarin saja saya tidak melakukan perubahan selain ke konfigurasi WinRM nya.
Setelah mas Ridwan membantu saya, saya langsung berterima kasih kepadanya dan langsung mempraktekkan apa yang sudah saya dapat dari video youtube tadi.
Melakukannya dengan sama persis seperti yang ada di video, tapi hasilnya berbeda. Yang di video tulisannya berwarna hijau yang saya praktekkan berwarna merah 🙁
Belum puas karena belum berhasil, saya coba sekali lagi. Tapi pada saat pengerjaan, di group telegram pak boss menyebut saya, Bayu, mas Afandi, dan mas Ridwan untuk keatas. Kali ini pak boss memberikan briefing khusus untuk tim PKL. 
Kurang lebih 30 menitan kami di briefing pak boss, dan jam sudah menunjukkan pukul 3 Sore. Begitu turun, saya langsung kedepan untuk membayar buku yang akan saya beli ke mbak Rahmi, saya membeli buku Panduan Email Server Berbasis Zimbra. Saya membeli buku karena ingin belajar tentang mail server dan juga sebagai penambah kosa kata saya.
Setelah itu saya segera menulis artikel harian saya. Saya sudah berfirasat jika waktu ini pasti tidak akan cukup. Dan benar saja, sudah waktunya pulang tapi artikelnya belum selesai. Saya berniat untuk mengerjakannya sampai selesai, tapi nasib berkata lain kembali. Saya disuruh mbak Rahmi untuk mengantarkan dokumen ke JNE. Saya segera mengantarkannya, karena agak gerimis saya disuruh untuk membawa payung. Segera saja saya mengambil payung dan berangkat ke JNE. Berikutnya di dalam kantor JNEnya. Yang melayani bukan mas-mas yang biasanya, pelayanannya agak lambat, hmmm. Dan tak lama setelah itu mas-mas yang biasa melayani datang, ternyata dia habis dari beli makanan. Mas-mas itu pun membantu mas-mas yang tadi. Memang lebih cepat dia kalau melayani.
Setelah selesai saya langsung kembali ke kantor, ingin melanjutkan menulis. Tapii yang kesekian kalinya, saya dipanggil oleh mas Afandi, dia memberikan masukan untuk lebih semangat lagi PKLnya, dan menjalankan apa yang disuruh boss tadi pada saat briefing. Terakhir mas Afandi memberikan uang saku untuk kita. 
Kemudian saya langsung masuk dan melihat jam, sudah menunjukkan pukul 5. Dan artikel yang saya buat belum selesai. Padahal salah satu point yang dibicarakan pak boss pada saat briefing adalah mengumpulkan laporan sebelum jam pulang.
Karena sudah terlalu sore, dan takutnya nanti sampai rumah kehabisan waktu, saya memutuskan untuk menulisnya dirumah saja. Saya juga berjanji kepada diri saya bahwa ini adalah yang terakhir saya menulis laporan dirumah, kecuali ada hal lain yang mendesak.
Saya langsung beres-beres persiapan untuk pulang, setelah itu bersalaman kepada seluruh tim dan langsung pulang.

Leave a Reply

Your email address will not be published.