Hari ini merupakan hari ke 40 saya PKL di PT Excellent Infotama Kreasindo. Hari ini dimulai ketika saya sudah mulai sadar dari tidur saya, saya mendengar suara hujan dari luar, jadi saya memutuskan untuk tidur sebentar lagi 😅. Mungkin sebuah kebiasaan yang buruk, tapi saat saya bangun itu masih pagi, dan belum ada tanda-tanda orang yang sudah bangun, Adzan Subuh pun belum kedengaran.
Saya berangkat dari rumah sekitar jam 7, waktu yang sangat ideal menurut saya untuk berangkat kerja, tidak tahu kalau pendapat orang lain. Cuaca mendung, agak sedikit gerimis, saya tidak pakai jas hujan karena gerimisnya saat itu tidak mungkin untuk membasahi pakaian yang saya gunakan.
Keadaan mulai berubah ketika saya masuk ke jalan raya, jalanan basah karena habis hujan, hampir semua pengendara motor menggunakan jas hujan. Mungkin hanya beberapa yang tidak pakai, termasuk saya. Yang saya maksud keadaan mulai berubah yaitu raut wajah saya, yang tadinya fun-fun saja menjadi agak sedikit kusut karena jalanan yang basah itu. Jadi serba salah saya, mau dibelakang motor kecipratan, mau agak pelan diprotes pengendara mobil, mau di belakang mobil lebih parah cipratannya.
Bukan basah karena hujan, tapi basah karena cipratan air dari jalan😑. Airnya membawa lumpur, jadi bukan hanya air yang nyiprat, melainkan juga tanah. Motor saya saja sampai seperti macan tutul di bagian depannya,
Motor saya yang mirip macan tutul :v |
Saya pakai jaket, yang kemarin baru kering setelah saya cuci gara-gara hal yang sama, dan hari ini malah seperti itu lagi. Nasib, baru selesai dicuci kotor lagi.
Sampai di kantor dengan muka yang agak sedikit kusut, saya langsung mengambil kanebo yang ada di jok motor. Mengelap helm dan sepatu saya. Oh yaa, satu hal lagi yang membuat agak sedikit kesel, sepatu saya berwarna putih. Ketika sampai itu sudah seperti macan tutul itu tadi. Sepatu satu satunya lagi😕.
Setelah itu saya masuk kedalam, sudah ada mbak Ami dan mbak Indah di depan. Mang Gun baru saja selesai mengepel teras. Di dalam sudah ada mas Irul, kelihatannya juga baru sampai. Saya langsung melepaskan tas dan jaket dan langsung melakukan rutinitas pagi saya. Cuci muka, buang sampah, selesai.
Saya duduk di tempat saya, hari ini saya agak ingsan alias pilek alias ada cairan korea yang terus mengalir di hidung saya. Hal tersebut sangat mengganggu, mengganggu saya sendiri dan mengganggu orang lain. Setiap beberapa detik pasti hidung saya refleks menyedot secara keras dan menghasilkan suara yang sangat tidak enak didengar, pasti sudah tahu jika sudah pernah mengalami pilek.
Sebenarnya pilek ini sudah dari kemarin, mungkin akibat dari saya yang duduk terlalu lama di dekat AC dan juga celana saya yang basah karena kehujanan.
Saya kipas-kipas sebentar, menghilangkan gerah dan juga menunggu sampai jam 8 datang. Sambil membuka HP pastinya.
Ketika keringat sudah hilang dan udara dingin mulai menyerang, saya memulai membuka laptop saya. Saya mulai dari membaca beberapa artikel, seperti biasa saya membuka feedly. Tiba-tiba ada notifikasi telegram dari pak boss di group all, semua tim disuruh untuk mengirimkan link artikel yang mereka buat untuk minggu ini. Kebetulan, jadi saya tinggal klik saja linknya, tidak perlu membuka feedly. Tidak semua yang saya baca, hanya sebagian, mungkin tidak ada sebagian malah.
Setelah membaca beberapa artikel saya mengutak atik repository git saya, selama ini saya hanya menggunakan aplikasi github desktop, bukan lewat terminal di Linux, belum bisa soalnya, hehe. Membaca sana sini, akhirnya bisa juga meremote repository saya di github. Tapi hanya sebatas meremote, belum mengedit dan seterusnya.
Ketika sudah mumet dengan persoalan git, saya teringat disway.id belum saya buka pagi ini. Saya pun segera membuka disway.id dan membaca artikel yang di update hari ini, tentang corona lagi. Sebenarnya saya sudah bosan mendengar kata-kata corona atau Covid-19 itu. Saya lanjut membaca artikel yang direkomendasikan di bawahnya. Judulnya “Lebih Menyiksa Dari Serangan Jantung” mungkin artikel lama, tapi kelihatannya menarik.
Ternyata setelah saya baca-baca artikel itu menceritakan tentang pengalaman pak Dahlan sendiri. Artikel itu bersambung-sambung, jadi bukan hanya satu artikel. Membacanya sudah seperti membaca sebuah novel menurut saya, dan tanpa sadar ketika artikel habis saya klik next dan lanjut membacanya. Begitu sudah cukup lelah saya melihat jam ternyata sudah jam setengah sepuluh, lahhh!!. Cepat sekali rasanya. Setelah saya hitung lagi total saya sudah membaca 6 artikel, waww.
Segera saja saya menutup tab disway.id dan langsung membuka file project saya. Mungkin saat saya membaca tadi terbawa suasana, jadinya ketagihan. Pada saat menulis pun masih terbayang-bayang “gimana kelanjutannya ya, gimana akhirnya ya, bla bla bla….”, yang menjadikan saya tidak fokus untuk menulis.
Hari ini adalah hari Jum’at, dan saat itu sudah hampir waktunya untuk shalat Jum’at. Menu makan-makan untuk hari ini pun sudah di voting di telegram, ayam penyet mbah Ji. Pilihan yang kedua adalah Tarwud, tapi kalah telak, mungkin karyawan lain sudah bosan dengan Tarwud.
Begitu waktunya untuk shalat Jum’at saya langsung bersiap untuk menuju ke masjid. Ketika sudah naik motor dan sudah jalan tiba-tiba saya dipanggil pak boss, saya kira kenapa ternyata mau bareng. Ya sudah saya balik lagi dan menunggu pak boss di depan.
Sampai di masjid kali ini parkiran motor berbeda dari yang minggu lalu. Mungkin untuk mencegah terjadinya hal yang tidak diinginkan seperti minggu lalu. Selesai shalat, saya kembali ke kantor, bareng pak boss lagi tentunya.
Sampai di kantor saya disuruh mbak Ami untuk mengambil nasi yang ada di magic com diatas. Langsung saja saya ambil nasi tersebut, pertamanya saya bingung ngangkatnya gimana, panas. Saya cari serbet tidak ada, seingat saya ada serbet di atas, tapi tidak tahu tempat menyimpannya dimana. Datanglah mas Ahmad dan mas Ridwan, saya ditanya sedang apa, sedang mencari serbet untuk mengangkat nasi. Saya diberi tahu tempat serbet itu berada, ternyata ada di bawah, tepat di bawah AC.Saya kemudian mengambil serbet itu dan langsung keatas untuk mengambil nasi.
Semua tim pun segera berkumpul dibawah, pertama yang mengambil nasi adalah karyawan perempuan. Setelah selesai baru saya mengambil jatah saya. Setelah semua selesai mengambil, pak boss memulai acara itu, sambil menunggu mas Afandi kembali, jadi agak lama pak boss ceritanya. Akhirnya yang ditunggu-tunggu datang juga, pak boss menyuruh mas Raihan untuk memimpin do’a. Semua pun berdo’a, saya juga berdo’a. Pertama saya hanya membaca Al Fatihah, tapi belum ada aba-aba selesai, saya lanjutkan dengan do’a sebelum makan. Tapi belum ada juga aba-aba selesai. Saya berdo’a sambil tutup mata, jadi tidak tahu keadaan sekitar bagaimana. Saat sedang menunggu aba-aba selesai untuk berdoa, saya masih menutup mata. Tiba-tiba ada yang berkata “Itadakimasu”, saya langsung membuka mata saya, saat itu mungkin semua karyawan matanya tertuju pada saya. Ternyata do’anya sudah selesai, mungkin hanya saja yang masih merem. Dan saya mungkin yang ditunggu-tunggu untuk mengucapkan kata sebelum makan itu. Saya pun malu dan langsung tertunduk, mulai untuk makan. Ada yang ngomong, sesuatu, mungkin tentang saya, tapi saya tidak memperhatikan saking malunya.
Selesai makan saya istirahat sebentar, menunggu sampai semua kembali normal lagi. Pak boss menginstruksikan semua tim support untuk ke atas, mungkin akan ada brief khusus. Bukan hanya tim support sih, yang jelas yang ada dibawah tinggal saya, Bayu, mas Andes, mas Afandi.
Saya berniat untuk membuka kembali VMware, melakukan beberapa hal, melakukan hal baru yang saya temukan pada saat membaca-baca tentang Ansible. Saya harus menginstall dulu mesin, karena mesin yang dulu masih bertuliskan Invalid.
Menginstall debian, kemarin sudah menginstall ubuntu. Sebenarnya ingin menggunakan selain debian atau ubuntu, tapi yang sudah saya kuasai hanya dua itu. Kalau yang lain seperti centos hanya sekedar tahu saja.
Tidak terlalu memakan waktu yang lama untuk menginstall itu, mungkin sekitar setengah jam atau bahkan kurang. Lanjut dengan hal yang ingin saya coba tadi, yaitu module lineinfile. Module ini berfungsi untuk menambahkan beberapa teks konfigurasi kedalam line suatu file. Akan sangat berguna untuk melakukan sebuah konfigurasi.
Mungkin sekitar jam 3 saya baru berhenti untuk praktek hal tersebut, hasilnya juga lumayan, berhasil. Saya lanjutkan menulis artikel harian saya. Saat sedang menulis mas Ahmad turun untuk membuat kopi. Dari kemarin saya ditawarkan untuk membuat kopi tapi saya menolak. Sudah diajarkan cara memakai alat pembuat kopi tersebut kemarin, hanya sekedar melihat sihh.
Kali ini saya dipanggil mas Ahmad untuk membuatkan kopi miliknya, kemarin materinya sekarang prakteknya. Cukup mudah sebenarnya memakai alat itu, tinggal tekan tekan langsung jadi. Saya pun dinyatakan lulus oleh mas Ahmad. wkwk.
Alat pembuat kopinya |
Akhirnya saya tertarik untuk membuat kopi menggunakan alat itu. Saya akhirnya membuat kopi. Pertama tama cuci alat yang digunakan untuk menempatkan bubuk kopi, kedua masukkan satu sendok kopi, ketiga nyalakan mesin, keempat tekan tombol yang paling atas untuk mempercepat proses pemanasan, kelima tekan tombol untuk menuangkan kopi ke gelas. Se simple itu.
Tadaaa, hasilnya |
Note: itu sebenarnya hitam, cuma yang diatas itu busanya yang berwarna putih
Kesalahan saya adalah tidak memakai gula. Memang saya lihat mas Ahmad tadi tidak memakai gula, jadi saya hanya tiru tiru. Mungkin itu kesalahan terbesar saya dalam membuat kopi, tiru tiru orang lain. Setelah selesai, saya kembali ke tempat duduk saya sambil membawa kopi yang sudah saya buat. Masih panas, jadi saya biarkan saja sambil melanjutkan menulis.
Ketika sruputan pertama, belum begitu terasa, karena yang paling atas hanya seperti busa-busa gitu. Ketika sruputan kedua saya kepanasan karena menyeruput terlalu banyak. Sruputan ketiga baru terasa paitnya kopi tersebut.
Memang sangat terasa kopinya, seketika juga ngantuk saya hilang. Saya melanjutkan menulis artikel harian saya sambil sesekali saya menyeruput kopi tersebut.
Pait tapi nikmat, seperti kehidupan saya, ea. wkwk.
Hari ini lumayan panjang artikel yang saya buat, sampai pada bagian menyeruput kopi itu saja sampai jam lima lebih menulisnya. Saya pun memutuskan untuk meneruskan menulis dirumah saja. Karena sudah sore dan juga karyawan sudah banyak yang pulang.
Sebelum pulang saya berusaha untuk menghabiskan kopi tersebut. Masih setengah cangkir kecil dan saat itu sudah dalam keadaan dingin. Ketika menyeruputnya sekali rasa paitnya malah semakin menjadi, mungkin karena kopinya sudah dingin. Mencobanya sekali lagi dengan seruputan agak lebih banyak, rasa paitnya sudah mengalahkan obat dari dokter saat itu, mungkin kalau saya seruput lebih banyak lagi malah akan kembali lagi keluar. Akhirnya saya mencoba sekali lagi, mungkin tinggal seperempat dari cangkir kecil itu, “ssrruupppuuuuttttt” (sfx:sruput)
"Motor saya saja sampai seperti macan tutul di bagian depannya," di pasangin wiper min, kalo kotor tinggal nyalain bersih deh :p
emang ada wiper buat motor?