Hari Ke-48 PKL: Gerah tapi Dingin

Hari ini Rabu 11 Maret 2020 merupakan hari ke-48 saya PKL di Excellent. Pagi ini saya bangun tidur agak terkejut karena mata saya yang mengeluarkan air yang sekarang sudah berubah menjadi seperti kerak. Mata sebelah kiri lebih tepatnya. Agak susah dihilangkan, dan juga sakit kalau ditekan terlalu keras. Kejadian seperti itu memang sudah saya alami beberapa hari ni, mulai dari hari senin sudah muncul gejalanya.

Kakak saya juga mengalami hal yang sama, mulai dari mata yang memerah, bahkan dia sampai tidak boleh bekerja terlebih dahulu. Satu keluarga bergantian sakitnya, mulai dari anak kakak saya, kemudian istri kakak saya, kemudian saya sendiri, dan akhirnya kakak saya sendiri akhirnya ikut-ikutan sakit. Hmmm,
Satu rumah jadi sakit semua.
Saya berangkat jam tujuh, kurang lebih. Di sepanjang perjalanan tidak ada sesuatu yang menarik, lalu lintas ramai lancar. Perjalanan 30 menit pas, saya sampai di kantor jam setengah delapan.
Sampai saya berbarengan dengan mas Andes, mas Andes membawa sesuatu, snack untuk peserta training sepertinya. Saya terdiam sesaat diatas motor, kepala saya agak sedikit pusing dan mata saya memerah yang sebelah kiri. Setelah itu saya segera masuk kedalam, Bayu sudah masuk duluan, membantu mas Andes membawakan snack tersebut. 
Saya langsung menuju ke tempat duduk saya, diam sesaat, saya lupa apa yang saya lakukan saat itu, mungkin saya melamun. Setelah itu saya langsung menuju keatas, untuk membantu mas Andes maksud saya. Mas Andes kelihatan sibuk sekali, dan begitu melihat saya, seperti sudah tahu apa yang saya pikirkan dia langsung menyuruh saya untuk mengelap meja terlebih dahulu, saya mencari kanebo, tapi kanebo itu kotor, mas Andes menyuruh saya untuk mengelap meja menggunakan tisu saja. Mejanya kotor, terbukti karena setelah saya melihat tisu yang saya gunakan untuk mengelap itu sudah tidak putih lagi. 
Saya lupa, sebelum itu atau sesudah itu saya disuruh untuk menata gelas di suatu meja, yang jelas gelas yang saya tata itu ditata ulang oleh mas Andes, mungkin tatanan saya kurang rapi. Setelah itu saya menunggu perintah selanjutnya, tapi setelah saya tunggu cukup lama, mas Andes tidak menyuruh saya lagi. Saya segera kebawah, mempersiapkan setup saya untuk mulai bekerja. Saya bilang setup karena mungkin saya yang paling ribet jika urusan menggunakan laptop. Karena pertama saya mengeluarkan laptop dan menyalakannya, kedua saya mengeluarkan keyboard dan box keyboard itu saya gunakan untuk ganjal laptop saya agar lebih tinggi lagi, dan yang terakhir mouse. 
Seperti ini kira-kira
*note: saya hanya menggunakan 1 mouse saja, yang sebelah kiri itu mousenya bayu yang kalau memakai offsidenya keterlaluan
Kemudian saya harus menyalakan Windows saya yang ada di VM ware dan kemudian meremotenya. Sungguh perjalanan yang amat panjang untuk persiapan. 
Tepat setelah persiapan selesai saya mendapat telegram dari mbak Ami, saya disuruh untuk menuliskan alamat. Karena persiapan saya juga sudah selesai saya pun segera membuka aplikasi dan file yang dibutuhkan untuk mengerjakan tugas dari mbak Ami tersebut. 
Entah kenapa Windows saya menjadi agak sedikit lemot, dan sering DC remote desktopnya, jadi saya agak sedikit lama untuk mengerjakan tugas dari mbak Ami itu. Tiba di suatu keadaan dimana Windows itu tidak bisa diapa-apakan. Saya cek mungkin laptop saya yang ngelag, tapi laptop saya tidak apa-apa, laptop hanya saya gunakan untuk membuka aplikasi remote desktop saja, tidak ada yang lain.
Saya pun curiga dengan jaringannya, karena karyawan lain saat itu juga mengeluhkan tentang jaringan yang lag. Saya coba ping ke server VMnya. Dan ternyata benar, koneksinya tidak stabil, kadang RTO. Tidak ada yang bisa saya lakukan, saya hanya menunggu jaringan sampai stabil kembali. 
Beberapa saat menunggu akhirnya jaringan stabil kembali, tapi tak lama setelah itu down kembali. Hmmmm… 
Saya merasa seperti dipermainkan oleh jaringan. Tidak ada yang bisa saya lakukan, yang saya lakukan hanya menunggu, menunggu sampai internetnya stabil kembali.
Akhirnya tugas dari mbak Ami selesai juga, saya langsung mengirimkan file yang sudah saya buat itu ke mbak Ami. Selesai tugas dari mbak Ami, tapi penderitaan soal jaringan belum selesai. Jaringan down terus berlanjut sepanjang hari, saya menulis project PKL saya jadi agak emosional, karena persoalan jaringan tersebut. 
Dan ketika saya sedang agak emosi itu saya mendapat telegram dari mbak Ami lagi, ada tambahan alamat yang harus ditulis. Saya segera membuka file-file yang tadi dan mulai mengerjakan tugas dari mbak Ami itu. Dan tiba-tiba saja koneksi remote saya terputus total, hanya layar gelap yang ada. Karena emosi saya sudah sampai ke ubun-ubun saya langsung mengerjakan tugas dari mbak Ami itu lewat laptop langsung saja. Tapi bukannya reda malah semakin menjadi emosi saya, laptop saya ikut-ikutan lemot, padahal cuma digunakan untuk membuka WPS Office dan telegram saja. Hmmm…
Tugas itu hanya tugas yang gampang, yang menjadikannya lama adalah laptop saya itu sendiri. Dan juga jaringan yang kurang bersahabat tentunya.
Sudah hampir waktunya untuk istirahat, emosi saya belum reda, tapi tugas tambahan dari mbak Ami sudah selesai. Tinggal saat itu saya bingung mau mengerjakan apa, mau menulis juga internetnya down, PC saya lemot, kepala saya panas dingin, mata saya cenat-cenut. Mungkin tidur menjadi solusi yang terbaik saat itu, tapi itu masih jam kerja. Saya menyandarkan kepala saya di meja karena saking pusingnya. Saat itu keadaan sama seperti keadaan pas saya pulang dari DJ yang langsung drop itu, badan panas dingin, kepala berat dan pusing. Saya sudah berencana untuk izin pulang, tapi saya tunggu sampai setelah istirahat, kalau masih seperti itu saya akan izin pulang.
Waktunya istirahat pun datang, keadaan masih sama, jadi saya sempatkan dulu untuk tiduran. Bayu menawarkan untuk membelikan makanan di warteg, tapi saya tolak karena saya masih bosan dengan masakan warteg. Bayu akhirnya pergi tanpa saya. Saya masih tiduran di tempat saya, sambil memikirkan mau makan apa. Sebenarnya saat itu saya sedang tidak mau makan, tapi mengingat tadi malam saya tidak makan saya pun memutuskan untuk makan, takutnya malah nanti terjadi apa-apa saat sore. 
Sekitar 15 menit saya berada dalam posisi seperti itu, dan memutuskan untuk makan bakso saja. Tidak enak rasanya, sama seperti pas saya sakit, hambar. Tapi habis juga. Dasar. 
Setelah makan saya langsung kembali ke posisi awal. Duduk, tapi akhirnya tiduran lagi, rasanya itu dingin, tapi kadang sangat gerah sekali rasanya. Pas makan juga begitu, keringat tidak berhenti keluar, tapi setelah selesai rasanya dingin. Hmmm..
Tiduran sampai jam istirahat selesai, itu pun masih saya lebihkan 8 menit. Begitu bangun kepala saya rasanya seperti berputar, berat, dan sangat pusing. Saya akhirnya menyandarkan lagi kepala saya ke meja, sampai rasa pusingnya itu agak sedikit reda. 
Setelah agak mendingan pusingnya, saya langsung melanjutkan menulis. Saat itu semua karyawan pada heboh, meminta mas Irul untuk mentraktir kopi, mas Irul habis ulang tahun soalnya. Akhirnya bayu disuruh untuk mencatat pesanannya, maksimal 15 ribu. Bayu kelihatan bingung sekali, terlihat dari tingkahnya.
Mas Andes pada saat yang bersamaan mendatangi saya. Saya disuruh untuk membungkuskan paket pesanan buku. Saya segera mengiyakan tugas dari mas Andes itu dan langsung kedepan untuk mempersiapkan bahan dan alat. Walau sudah beberapa kali memproses pesanan buku, tapi saya masih bingung, bingung pada saat mencari buku pesanan tersebut. Buku yang ada di lemari itu sepertinya sama semua, dan juga nama buku yang ada di invoice dengan nama aslinya agak sedikit berbeda. Setelah mengambil buku kebetulan mas Andes lewat, saya bertanya apakah buku yang saya pilih benar, ternyata salah. Yang harusnya mastering zimbra saya malah memilih yang panduan dasar zimbra. Memang keduanya sangat mirip, sulit untuk membedakannya jika hanya sekilas. 
Saya pun segera mencari tempat yang enak untuk mengerjakan tugas itu, saat itu di lobby penuh, ridak ada tempat lagi, jadi saya mencari kedalam, di tempatnya mas Andes, yang dekat AC. Oh iyaa, saat itu keringat saya keluarnya bisa dibilang sangat keterlaluan. Sudah saya lap dengan tisu tapi kembali lagi, saya pun membasuh wajah dan kemudian memilih tempatnya mas Andes itu yang dekat AC. Soalnya jika keringat tidak berhenti keluar saya tidak bisa bekerja, rasanya tidak nyaman.
Membungkus buku pesanan memang susah susah gampang. Susahnya jika ukuran buku itu tidak sama, gampangnya jika ukuran buku sama. Dan saat itu buku yang harus saya bungkus berbeda ukurannya, yang satu besar yang satu kecil. 
Pengerjaannya pun agak lama, soal buku yang berbeda ukuran dan juga keringat yang berbeda kemauan dengan saya.
Sebelum itu saya sudah berencana mau menulis artikel, tapi karena ada tugas mendadak dari mas Andes itu saya harus menunda dulu menulis artikelnya.
Selesai sekitar jam setengah tiga tugas dari mas Andes tersebut, dan pas sekali kopi juga sudah datang, kopi yang ditraktir mas Irul tadi. Mungkin jika minum kopi rasa pusing saya jadi agak mendingan, begitu pikiran pada saat saya mengurungkan niat untuk izin pulang lebih awal.
Setelah menerima kopi itu saya segera meminumnya, kebetulan juga saat itu saya juga sedang mengantuk dan kepala saya yang masih agak sedikit pusing tersebut. Saya melanjutkan rencana yang tadi, menulis artikel harian. Saya segera menulis, saat itu sudah jam setengah 3, kalau menulisnya jam segitu sudah pasti akan telat.
Menulis saya lakukan dengan sesekali minum kopi yang tadi, kopi ternyata cukup ampuh untuk mengusir rasa pusing. Tapi saya tidak tahu baik atau tidak untuk kesehatan saya.
Saya menulis sampai sekitar jam 5 kurang seperempat, kopi sudah habis dan tugas hari ini tinggal menulis laporan. Saya segera menulis laporan saya hari ini yang akan dikirimkan ke pak boss. 
Selesai sudah akhirny asemua kegiatan hari ini, yang tadinya mau izin pulang tapi gagal karena minum kopi. Kopi menyelamatkan absenku, terima kasih mas Irul.

2 comments

Leave a Reply

Your email address will not be published.