Hari Ke-36 PKL: Seharian Di DJ

Hari ini  Senin, 24 Februari 2020 merupakan hari ke-36 PKL saya di Excellent. Cuaca agak mendung yang membuat susah bangun, kasur yang terasa seperti ada lemnya, sudah lengkap rasanya untuk memulai tidur yang nyenyak. Tapi waktu itu sudah pagi, sudah waktunya untuk bangun. Kenapa saat-saat seperti itu tidak datang ketika akan tidur. Begitu kira-kira pikiran saya pagi tadi.

Ketika mandi malah hujan turun, lumayan deras, semakin membuat malas saja untuk berangkat kerja. Saya menunggu sampai hujan agak sedikit reda, mungkin sekitar jam 7.20 baru hujan sedikit reda. Saya segera berangkat ke kantor, dari situ saya sudah memprediksi bahwa pasti akan turun hujan lagi, karena langit masih mendung, belum ada tanda-tanda matahari muncul.

Benar saja, ketika masih berada di jalan tiba-tiba hujan yang cukup deras. Saya mencari tempat untuk berteduh sambil menunggu hujan sedikit reda. Mau pakai jas hujan pun mungkin percuma saja, karena tidak ada celananya. Menunggu sekitar 10 menit hujan baru sedikit reda, dan jam tangan saya sudah menunjukkan jam 8 kurang 10. Sudah dapat dipastikan akan terlambat sampai kantor.

Dan saya sampai di kantor sekitar jam 8 lebih 5, terlambat…
Begitu sampai saya langsung masuk ke dalam, semua karyawan sudah datang. Saya masuk mungkin dalam keadaan yang buruk, jaket saya agak basah, sepatu kotor, rambut acak-acakan, celana kotor, pokoknya tidak rapi intinya.
Diperjalanan yang membuat kesal itu bukan hujan, tapi genangan air yang ada di jalan sebenarnya. Ketika sedang enak-enak jalan, berada di belakang motor orang, terus tiba-tiba ada genangan air didepan, prattt…, mau ngerem mendadak nanti ditabrak dari belakang, mau menghindar ke samping gak bisa. Yaa alhasil semua cipratan itu mengenai saya, dari mulai wajah sampai celana.

Kembali kedalam kantor, saya pergi ke belakang untuk cuci muka, menyegarkan wajah yang kusut karena kejadian tadi pagi. Setelah itu saya langsung mengambil gelas di laci meja dibawah, langsung mengambil air minum. Ternyata airnya habis, saya langsung mengganti galon itu. Tidak perlu membeli karena sudah punya cadangan.

Setelah itu saya kembali ke tempat duduk saya, langsung membuka laptop dan menghidupkannya. Mas Ahmad turun dari atas untuk mengambil air kelihatannya, tapi tidak hanya itu ternyata. Mas Ahmad juga ngomong ke saya, mas Irul, dan Bayu disuruh untuk ke rumahnya pak boss Vavai, mempunyai sebutan DJ kalau tidak salah.

Saya belum pernah pergi ke rumahnya pak boss, tahu tempatnya saja belum. Kami disuruh kesana jam setengah sembilan, dan saat itu sudah jam 8.20. Saya segera siap-siap, mas Irul juga, Bayu juga. Setelah itu kami langsung berangkat ke rumahnya pak boss.

Ternyata jalan menuju rumah pak boss sudah saya lewati saat bersama mang Gun untuk membeli pot. Dari jalan raya masih masuk lagi kedalam, tidak terlalu jauh.

Ketika sampai di rumah pak boss, mas Irul langsung mengetuk pintu gerbang, tidak ada jawaban. Mas Irul langsung membuka gerbang itu dan langsung masuk kedalam, mengetuk pintu, dibukalah pintu itu oleh mbah, saya tidak tahu namanya, saya hanya menyebutnya mbah Vavai.

Lanjutan…

Kami langsung dipersilahkan masuk, mas Irul memperkenalkan saya dan Bayu kepada mbah Vavai, saya langsung bersalaman. Setelah itu mbah Vavai mengatakan bahwa pak boss ada di atas. Kami langsung menuju keatas, menemui pak boss. Pak boss pun langsung menjelaskan tugas kami bertiga. Tugasnya adalah memindahkan PC dan monitor yang ada di dalam ruangan, seperti gudang, keluar untuk dicek apakah masih hidup dan dibersihkan.

Tugas yang cukup mudah, yang menjadi masalah hanyalah keringat saya yang sudah seperti orang lari marathon, tidak berhenti keluar. Saya juga tidak membawa kaos, karena dikasih tahu mendadak tadi pagi.

Ada banyak sekali barang yang harus dibereskan sebelum PC tersebut bisa keluar. Tas, panci, sandal, kabel-kabel, etc. Bolak balik mengangkut PC, kadang mengambil tisu untuk mengelap keringat. Bayu yang bagian mengecek PCnya.

Bersambung…
Admin lagi kurang enak badan, maaf😷🙏

7 comments

Leave a Reply

Your email address will not be published.